Kamis, 06 September 2012

Cerpen


   oke kali ini gua mau sedikit berbagi cerpen buat kalian. Semoga bermanfaat ya!



Temanku Semangatku



Saat itu aku masih duduk dikelas 4 SD. Aku sangatingin main bersama kawan-kawanku di rumah, namun itu masih jam di mana belajar masih berlangsung. Bell berbunyi keras tanda pulang sudah dipersilahkan. Aku pun dengan tergesa-gesa pulang agar sampai kerumah dengan cepat.
                Ega dan Mace sudah sudah bersalin pakaian. Mereka sudah persiapkan gundu untuk bermain. Sambil mengarah ke lapangan kita tidak lupa mengajak Daru.
                Maghrib hampir tiba. Lalu kami jajan teh sisri. Segar dan nikmat sekali! Dan akhirnya kami bergegas pulang.
                Tidak terasa sudah hari Jumat. Kami telah sepakat untuk bermain bola di lapangan. Tidak diduga anak-anak Danau Toba datang ke tempat kami. Tanpa basa-basi ia langsung mengajak kami untuk adu sepak bola. Anak Danau Toba memang sangat dikenal anak yang bande dan tukang berkelahi. Dengan belagunya ia berkata “ Kalau kalian pada kalah jangan harap kalo lu semua bisa main di sini lagi! Sabtu jam 11.00 kita mulai tandingnya.”. Mace sangat takut dan cemas, namun Ega berkata “ sudahlah kenapa lu pada ga ain bareng aja sih?”. Namun mereka semua langsung saja pergi tanpa menghiraukannya. Daru masih tampak semangat walau mukanya tak bisa menimpan ketakutan.
Pulang sekolah sudah tiba tepat pada jam 11.00. Pertandingan di mulai. Memang tim kami sudah unggul 3 angka, namun anak-anak Danau Toba masih terus menghalalkan segala cara agar bisa menang.
                “ Bangun! Kenapa itu dengkul lu?” tanyaku dengan heran. “ Bisalah, ayo main!” jawab Daru sambil menahan perih. Memang Daru sudah di ujung batas jadi, kami terus memaksakan keadaannya.
                Karena sangat licik sampai-sampai aku di jegal tulang keringnya. Tanpa kata-kata langsung ku lotak kepalanya sampai hampir berkelahi. Untung saja Ega dan Mace langsung meleraiku. Walau emosi sudah lewat dari batas tapi kawan-kawanku ini terus memberi semangat agar tetap sportif. Di menit terakhir Mace menerima umpan Daru yang akhirnya membuahkan sundulan yang menembus gawang. Skor menunjukan 20-21. Senang dan bangga langsung kami luapkan. Anak Danau Toba sangat malu akan perkataanya. Sakit, perih,  dan luka memang masih ada. Namun, kami memaafkan mereka. Kami senang karena lapangan kami tidak direbut oleh mereka. Namun Daru berkata “kalian boleh kok main bareng di sini.”. tapi Mereka langsung saja pergi. Namun kami dengan kompak berkata bahwa Lapangan kami adalah Lapangan bersama. Senyum semangat tetap ada di kita. Lalu kami pulang ke rumah untung mandi sore.

ya sekian, mungkin itu yang bisa gua kasih Buat SMA Negeri 8 Tangerang. Bye!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar